May 28, 2010

Post Power Syndrome (PPS)

Pernah tidak punya seorang mantan pacar yang sms kamu dengan bertubi-tubi, marah saat sms tidak dibalas dan mengungkit ungkit masa lalu sewaktu masih in relationship, dan menyiksa kamu secara mental agar mengingat masa lalu yang indah? Jasa-jasa yang telah diberikan? Kehebatan sendiri dibandingkan dengan pacar kamu yang sekarang?

Itulah yang disebut sebagai Post Power Syndrome, terjemahan kerennya sih: keadaan di mana seseorang begitu terjebak pada bayang-bayang kebesaran masa lalunya (kecerdasannya, kecantikannya, keahliannya, kehebatannya, dll). Begitu bangga pada semua jernih payah kerja kerasnya seakan-akan tidak bisa memandang realita yang ada pada saat ini.


Saya pribadi pun sedang menghadapi orang orang yang dalam Syndrome ini. Bukan dengan mantan pacar tapi dengan para aktifis aktifis senior. Di mana mereka sangat membanggakan networking yang mereka punya di hadapan saya, yang menurut saya menyedihkan karena bagaikan seorang dewasa membanggakan kebisaan dia dalam hal berlari kepada seorang bayi yang baru berada pada tahap merangkak. Ditambah masa “menopause” huaaaaa sehingga mereka dengan sangat siap menerkam saya jika berbuat (bahkan) 1% kesalahan. Seorang teman pernah berkata “Teman teman lu semua jenius, tapi sukanya menyiksa, Cinnn… ” hahahahahaha. Tapi menurut saya, mereka adalah pahlawan tanpa tanpa tanda jasa (semoga mereka membuka Herlounge dan membaca, tohh ini web Herlounge... tak bisa mereka menyuruh saya diam… YEAHHH!!!) ^^

Lalu bagaimana untuk mengatasi jika kamu berhadapan dengan seorang yang kena Syndrome ini? Tersenyum lahhhh… Bangunlah hati yang lebih luas. Indahlah hatimu, maka hidupmu akan indah. Bersabar serta ketegasan juga sangat di butuhkan.. ^^

Karena sekarang kalian sudah tahu tentang Syndrome ini, salah satu tips supaya tidak terjatuh dalam Syndrome ini adalah; Jangan sampai kepunyaanmu memilikimu!


Dan marilah saya bernyanyi untuk para penderita Post Power Syndrome

Stop and Stare by One Republic,

Ref..

Stop and stare
You start to wonder why you're here not there
And you'd give anything to get what's fair
But fair ain't what you really need
Oh, can you see what I see…


“It is nice to be important, but it more important to be nice”



Vien,
*indahlah hidup sejak dari pikiran..*