August 02, 2011

Beribadah dan Ber-Lomography


2 minggu yang lalu saya mendapat sebuah hadiah (yang saya idam-idamkan ^o^ ) yaitu Kamera LOMO. Tanpa bermaksud berpromosi, ijinkan saya sedikit berbagi ya..

Dengan kamera ini saya harus menggunakan film negatif ukuran 120mm dengan harga Rp75.000/roll untuk jepret 12-16 foto saja! belum lagi harga cuci cetak, tapi yang lebih penting ; TEMPAT cuci cetaknya yang "langka". Ditambah harus ekstra sabar untuk melihat hasil jepretan yang harus ditunggu 1 hari (2 hari jika weekend).

Untuk saya yang baru memegang LOMO tanpa pengalaman, jelas harus mulai belajar lagi, dari mulai mengambil gambar fokus karena fokus kameranya itu tergantung "Feeling" (ini SUER SERIUS, kaga ada tanda fokus atau nga nya) sampai pencahayaan yang sama sekali berbeda dengan kamera biasa. Hingga sekarang saya sudah "bre-ekperimen" dengan 4 roll foto, yang hasil nya di luar perkiraan, karena foto yang awalnya saya cuma iseng asal jepret ternyata hasilnya keren abissss, dan foto yang awalnya saya perhitungkan hingga pencahayaan nya ternyata hasil nya GELAP alias HANGUS teman teman sekalian.



Pada saat tulisan ini ditulis, kita telah memasuki Bulan Ramadhan H-28 Lebaran. Entah mengapa saya lebih suka menulis H-28 Lebaran daripada harus menulis hari ke-2 Puasa hahahaha. Dan sama seperti pengalaman saya dengan LOMO; Semoga teman teman dapat menjalankan Ibadah Puasa-nya dengan tanpa mengharapkan sedikitpun timbal balik dari Tuhan.. Beribadah sebagai bentuk penghormatan kita kepada Tuhan, bukan bentuk "men-suap" Tuhan untuk pintu surga.


Vien,

mengutip seorang Tan Malaka ; "Apakah Anda Muslim – ya atau tidak? Apakah Anda percaya pada Tuhan – ya atau tidak? Bagaimana kita menjawabnya? Ya, saya katakan, ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim, karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia!" (12 November 1922)