August 02, 2011

Jejak Langkah di ASEAN Civil Society Conference/ ASEAN People Forum 7 (Jakarta; 3-5 Mei 2011)

Tulisan ini dimaksudkan untuk melanjutkan tulisan saya sebelumnya tentang Asean People Forum. Saya minta maaf jika agak lama tulisan ini saya buat. ^^

Setelah mengikuti rangkaian persiapan yang tidak sedikit dan menguras tenaga maupun pikiran, akhirnya pada tanggal 2 Mei 2011 untuk pertama kalinya diadakan pertemuan LGBTIQ se-ASEAN. Kemudian pada tanggal 4 Mei 2011 untuk pertama kalinya terlaksana workshop LGBTIQ dalam ASEAN, dan untuk pertama kalinya juga LGBTIQ memasukkan rekomendasi dalam pernyataan akhir ASEAN PEOPLE FORUM yang diserahkan kepada para kepala negara ASEAN dan pers!

Semua ini diawali dengan proses dari tahun 2010, di mana saya terlibat dalam ASEAN PEOPLE FORUM sebagai “orang di belakang meja”. Saat itu saya hanya bertugas membantu mempersiapkan keberangkatan dan kebutuhan delegasi Indonesia, menerjemahkan semua bahan APF dari A-Z. Saya mempelajari banyak sekali tentang ASEAN, cara berkoordinasi misalnya. Juga yang paling penting adalah saya mempelajari betapa pentingnya sesuatu yang bernama “KONSOLIDASI”.



Pada APF 2010, teman dari Perempuan Mahardika (Vivi Widiawati) berinisiatif memasukkan LGBTIQ ke dalam pernyataan akhir APF 2010 di Hanoi, Vietnam. Usaha ini menginspirasi saya: “Mau Dibawa ke mana Gerakan LGBTIQ” selanjutnya? Ketika pada tahun 2010 kita diserang; mulai dari ILGA di Surabaya hingga pemerintah Indonesia yang menolak untuk mengeluarkan hukuman mati atas dasar orientasi seksual pada pemungutan suara di PBB. Masuknya LGBTIQ ke dalam pernyataan ASEAN merupakan angin segar saat gerah terik matahari sedang pada puncaknya. Ketika semua ruang ekspresi untuk LGBTIQ diambil paksa, ada sebuah celah kesempatan yang terbuka, bukan hanya untuk merebut ruang tersebut tapi membangun..

Tahun 2011 ini APF diadakan di Jakarta dengan Indonesia sebagai ketua. Tentu saja ini sebuah moment yang sangat langka dan sungguh T.E.R.L.A.L.U (pakai logat bang #rhomairama) kalau kita tidak menggunakan forum ini dengan sebaik-baiknya.

Tapi…BAGAIMANA? Bagaimana memulai sesuatu dari hanya sebuah mimpi? Sebuah mimpi yang ingin mempersatukan seluruh organisasi LGBTIQ di Indonesia, mempersatukan gerakan LGBTIQ Indonesia dengan gerakan Nasional Indonesia, bahkan mempersatukan dengan gerakan di seluruh negara ASEAN, agar negara tidak dapat lagi menyangkal keberadaan LGBTIQ dan bahkan membuka pintu dialog dengan negara?

Merupakan kehormatan bagi saya untuk menjalani setiap proses dari membangun sebuah mimpi. Sebuah proses konsolidasi dengan begitu banyak elemen. Sebuah proses yang menginspirasi saya dalam menjadi seorang manusia.

Saya tidak akan menceritakan panjang lebar proses konsolidasi, karena pasti bukan artikel yang dihasilkan, tapi malah bisa-bisa sebuah buku yang terbit. Hasil dari konsolidasi adalah kita dapat membuat sejarah yang di atas seperti yang saya sebutkan, yakni sebuah konsolidasi dengan gerakan Perempuan dan Pemuda di mana isu LGBTIQ masuk dalam rekomendasi mereka kepada negara.

Teman, sebuah “RUANG” telah kita ciptakan, sebuah sejarah telah terjadi. Sekarang kita harus bisa bergerak bersama, bukan untuk kepentingan kejayaan nama organisasi, tapi kita harus bergerak untuk kepentingan kejayaan LGBTIQ, Indonesia, dan Dunia.

Saya selalu percaya bahwa selalu ada harapan untuk sebuah dunia yang baru, sebuah hati yang dapat mengesampingkan ego dan langkah yang ber-irama.


Vien
Terima kasih untuk seluruh Komite Asean People Forum, Komite LGBTIQ ASEAN Forum (Arus Pelangi, Le Quang Binh dari ISEE Vietnam), Forum LGBTIQ Indonesia, seluruh peserta LGBTIQ ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapore, Vietnam, Philippines, Thailand, Burma, Cambodia), Gerakan Perempuan, Gerakan Petani, Gerakan Buruh, Gerakan Pemuda (Youth), Gerakan Nelayan, Gerakan Keadilan Ekonomi.


Special untuk Momow dan ChaCha atas semua support, kepercayaan dan RUANG yang diberikan untuk seorang Vien.. ^^

“MAJU TERUS GERAKAN LGBTIQ INDONESIA dan ASEAN, KITA BERJUMPA 2012 DI CAMBODIA”